Ketika anda dirundung duka, ditimpa kebingungan, dan diliputi masalah
yang berat maka tersenyumlah!. Karena, itu semua Allah hadiahkan agar
hambanya mengetahui betapa nikmatnya kebahagiaan, ketenangan, dan
kelapangan yang sebenarnya. Karena takkan tahu betapa indahnya
ketenangan tanpa mengetahui kesempitan dan takkan tahu kebahagiaan tanpa
adanya kesedihan. Itulah hikmah agar kita tidak menyia-nyiakan segala
anugrah dan mensyukuri segala kenikmatan yang diberikan Allah kepada
kita.
Ketika posisi kita sedang dalam kesusahan ekonomi dan merasakan
getirnya kemiskinan, maka tersenyumlah!. Semoga ini menjadikan hati kita
tenang dan jiwa kita rela. Karena bisa jadi kita lebih baik hidup dalam
posisi seperti ini agar kita terhindar dari keangkuhan karena kekayaan,
kesombongan yang diakibatkan harta melimpah ruah, dan sedikit harta
berarti sedikit penghisaban di akhirat.
Ketika kita sakit dan tergeletak tak berdaya karena begitu beratnya
penyakit, maka tersenyumlah!. Mudah-mudahan dengan tersenyum itu membuat
Allah ridha kepada kita dan kita ridha kepada-Nya. Percayalah dengan
adanya penyakit berati dosa kita sedang dihapus, aib-aib pada diri
sedang dikikis, dan hati kita sedang diobati.
Ketika kita dihina, dicaci, dan dimaki padahal kita adalah orang
baik-baik, maka tersenyumlah!. Janganlah balas mereka dengan hinaan pula
karena kita beruntung tidak seperti mereka yang bermulut penuh dosa.
Panjatkanlah segala puji kepada Allah karena Dia tidak menjadikan kita
sebagai pencaci tapi menjadikan kita yang memaafkan segala cacian.
Ketika kita sedang difitnah dan dicemarkan nama baik dengan hal yang
dusta, maka tersenyumlah!. Jangan takut pribadi kita jatuh atau martabat
kita runtuh, karena sesungguhnya mereka yang memfitnah itu sedang
menyebarkan nama kita kepada khalayak ramai secara besar-besaran,
intens, dan gratis. Jika kita adalah orang yang benar niscaya
pemberitaan secara cuma-cuma itu membuat diri semakin mulia dan nama
menjadi harum. Sungguh kayu Gaharu tidak akan tercium wanginya sampai
ada api yang membakarnya.
Ketika kita sedang dikucilkan oleh orang-orang akibat kesalahpaham
dan kekeliruan, maka tersenyumlah!. Semoga Allah menakdirkan seperti ini
agar kita tidak sering berkumpul dengan orang-orang jahil, berdiskusi
dengan mereka yang bodoh, dan bergaul dengan para pemalas. Ini berati
Allah hendak menjauhkan kita dari kemaksiatan dan ini saatnya untuk
menyendiri, merenungi dosa, memperbanyak dzikir, berteman dengan buku,
menciptakan karya, dan menimbun pahala.
Ketika salah satu keluarga, kerabat, atau teman kita meninggal dan
kita berada dalam kesedihan yang amat berat, maka tersenyumlah!.
Janganlah keratapinya, sebab Allah memanggilnya karena cintanya pada si
mayit dan percayah dia telah keluar dari alam yang fana kepada alam yang
kekal dan dia telah meninggalkan dunia yang hina ini dan menuju tempat
yang jauh lebih baik dan luhur, yaitu di sisi Allah SWT.
Ketika kita gagal dalam mencapai impian dan belum berhasil menggapai
cita-cita, maka tersenyumlah!. Mungkin Allah ingin melihat usaha yang
jauh lebih keras dari sebelumnya. Allah ingin menempa kita dengan
kegagalan agar kita menjadi pribadi yang sabar dan teguh. Allah ingin
kita terus belajar, berfikir, berjuang tanpa henti, dan bekerja tanpa
lelah sehingga ketika keberhasilan sudah diraih kita merasakan
kenikmatan yang jauh luar biasa.
Ketika kita melihat diri ini penuh akan kekurangan, keterbatasan, dan
cela, maka tersenyumlah!. Karena Allah yang Maha Adil juga
meng-karuniakan kita berbagai macam kelebihan. Sykurilah nikmat Allah
itu dengan mem-potensikan kelebihan dan mempertajam ke-ahlian agar kita
bersinar di antara orang-orang. Abaikan kekurangan dan acuhkan
keterbatasan karena setiap orang memilikinya dan Allah yang menciptakan
kekurangan tersebut sudah menyiapkan pendamping yang siap menerima kita
apa adanya.
Ketika kita sedang menikmati kesuksesan lalu mendadak keadaan berubah
drastis sehingga kita berada dalam kejatuhan dan kesusahan, maka
tersenyumlah!. Mungkin saja jika kita terus berada dalam kesenangan
tersebut hati kita akan menjadi keras, iman kita turun, dan lupa akan
ibadah. Dengan begini seorang hamba akan kembali pada Tuhannya dengan
penuh ketundukan. Percayalah, dengan musibah, Allah hendak menguji
hamba-Nya, mendidiknya agar tegar, dan meniggikan derajatnya.
Ketika kita sedang merasakan penderitaan hidup yang begitu hebat dan
berat yang seakan tidak ada harapan lagi atasnya, maka tersenyumlah!.
Yakinlah itu sebagian dari Sunnatullah kehidupan. Tenangkanlah diri,
kuatkanlah hati, dan optimislah bahwa harapan itu ada, karena kepekatan
malam yang memuncak itu tanda fajar akan merekah, tali yang meretas kuat
tidak lama lagi akan putus, dan itu berarti puncak penderitaan yang
dialami merupakan sinyal akan tibanya kebahagiaan hidup.
Tersenyumlah kawan karena itu sedekah yang paling ringan, obat
penenang hati, penawar kegundahan jiwa, dan penyemangat bagi raga.
Reblogged from my childhood friend: http://jegersan.wordpress.com/2013/01/26/tersenyumlah/