Senin, 15 Maret 2010

Hujan dan Manusia

Hujan datang diantara terik siang menyengat
Tetes demi tetes kunikmati sejenak
Bau hujan yang menusuk, menyerap melalui pori-pori tanah
Ia datang semua orang gembira.. Tapi terkadang dicela

Begitulah manusia tak bersyukur atas nikmat-Nya
Bila kemarau datang, orang mengeluh karena tak ada air
Bila musim hujan datang, orang mengeluh karena banjir melanda
Tidak sadarkah kalian ini akibat ulah kalian jua?


Bila Ku hidup dari tanah liatmu yang kering
Ku hanya bernafas dari oksigen-Mu
Ku berpijak di Bumi indah-Mu
Ya Allah...sesungguhnya nikmat-Mu yang manakah yang kan ku dustakan??

Story about this Girl

Her name is Melliana. She's Christian.
She's K-Pop freak... you can see this picture!~
She hold Super Junior CD~
She is still a child, she sit 7th grade and 14th years old.
But, do you know what?
I often see she wrote on the facebook status. She always scolded by her parents.  She wrote on the wall like this:
"appa knp sih ? aku tanya umma udh pulang .. malah teriak2 TT.TT gg prlu kan teriak2 ? Cuman bilang "ya" ato "gg" TT.TT appa udh gg sayang lagi ama mell !!~"
Sometimes she spirit herself like this:
"Trying to be the best .. I promise would be a succesful woman .. Im trying my best ^^ I dont wanna be a nobody ~! I wanna be somebody that everyone knows !!~" 


        I feel sorry for her... but I think>> I'm not lonely,,
why? because many children experience the violence from their parents. Sounds same like my life. Yah!~ right
I repeat once again... She's Christian, whereas I'm Moslem. But we have the same problems in our life!!
Keep fighting Mellanie...!!~

Minggu, 14 Maret 2010

Kebimbangan

Langit cerah, tak ada mendung basuh hujan
Gelap suram tak nampak dilangit
Pagi ini langit biru merayap, awan membentuk gumpalan indah
Berjalan bebas riang, menyanyi nyanyian sunyi sang alam

        Bintang tadi malam mungkin tak mendengar
        Menutup telinganya rapat-rapat
        Tak ingin membuat senyum kepadaku
        Hanya kesuraman...







Langit cerah, tapi  hati ini mendung
Tetesan embun bening, tapi hati ini keruh
Satu bintang malam berkelip, tapi hati ini tertutup

Ku ingin menjamah sesuatu, tapi...
Tapi apa?
Suatu hasrat yang tak terjamah
Suatu pesan yang tak tersampaikan
Oleh waktu, alam, dan batin yang tak menentu

Sabtu, 13 Maret 2010

~Keputusasaan~

Aku masih disini dengan segumpal perih di hati
Aku masih disini dibanjiri tangis tanpa henti
Aku masih disini berdiri lunglai lelah menanti
Aku masih disini untuk menanti tersudut mati
         
                Diam tanpa kata menari
                Hati ngilu tak terperi
                Ribuan amukan serta cela
                Miliaran hinaan tiada hela

Akankah ini selamanya
Tiada sepatah jawabnya
Hanya onggokan lara
Terulis di hati menara

             Kucoba untuk berdiam sepi 
             Sendiri untuk tertunduk menepi
             Lewat bebintangan diatas langit
             Sampai aku jatuh di lubang parit

Kamis, 11 Maret 2010

-Ksatria Langit-

    Seorang lelaki biasa bernama Satria Andria. Setiap manusia pasti  memiliki banyak kekurangan didalam hidupnya, begitupun Satria seorang remaja yang kini tengah duduk di kelas XI SMA KATALISTA ini memiliki banyak kekurangan , dia adalah seorang lelaki yang keliatan biasa-biasa saja, gak kaya juga gak miskin sederhana, sikap nya yang ramah dan suka menolong orang dan juga rajin ibadah dan rajin belajar tak ayal dia suka ranking ke-7 , loh kenapa ke-7???? Apa karena bloon, bego, dungu, pandir, tolol? Ah.. yang pasti bukan itu alasannya. Karena ada banyak orang pintar termasuk temannya yang lebih jenius dari dia. Dia anak yatim dia di urus ibunya dan memiliki adik perempuan bernama Anindya Rasti.

Di sekolah dia memiliki pujaan hati bernama Shinta Ramadhani yang berbeda kasta dengannya, Shinta anak yang cantik, smart, pandai bergaul  dan menjadi idola para cowok di sekolahnya. Shinta, panggilan akrab cewek tinggi semampai itu biasa dipanggil.

Pernah suatu ketika Satria ke toko buku bertemu tak sengaja dengan Shinta yang sedang mencari buku di bagian resep makanan. Satria sangat senang sekali bisa berjumpa dengan Shinta , jantung nya deg degan , gak karuan semua salah tingkah. di antara  jejeran buku satria sengaja mengikuti Shinta , harap-harap cemas satria bisa mengambil moment ini agar bisa berkenalan. dan ternyata  "Eh............?????" tanya Satria dari balik rak buku sambil memandang shinta , Shinta pun . "Oh, kamu kan anak IPA2 itu yah ?  ." Iyah....." dengan nada malu-malu. "kamu nyari buku juga?" tanya Shinta. ".. i i i iya ..." masih gugup. " aku nyari buku Kimia nih " ujar satria. "Oo...." shinta cuman mengangguk.
" Eh kita blom kenalan, aku Satria anak IPA2 " hati satria makin deg-degan.
"Iya aku shinta anak IPA 4 " jawab Shinta sambil senyum
"Btw kamu kesini beli buku apa?" tanya satria
" Biasa ini buku masakan , ibu ku hobi masak."
"Biasanya cewek kalau ke toko buku nyarinya novel teenlit, kok kamu beda ya?!"
"Aku juga suka kok..tapi gak maniak banget, kalau kamu ngapain disini? atau cuci mata aja ya? Hee..he.."
"Iya, cuci mata liat kamu" batinnya berbicara tak keruan.
"Ngga, aku lagi cari buku buat pelajaran kimia"
"Gimana kalau abis ini kita makan bareng?" ajak Shanti. Satria menelan ludah mendengar ajakan Shanti. "Duh, gimana ini duit aja pas-pasan makan di mall, entar pulang aja ngetug alias jalan kaki" bisiknya. "Kenapa, kamu gak mau ya? aku traktir kok... Yah...yah..  mau yah?" senyum sungging di bibir Shanti makin membuatnya tak bisa menolak ajakan itu ditambah lagi tiba-tiba cubitan Shanti di pinggulku terasa kecut. Sakit siih...tapi sakitnya lain terasa. Kalau di cubit sama Abel, cewek yang sering mangkal di depan gang rumahnya yang sering menjahilinya, rasanya pengin jitak! Tapi sama Shanti malah pengin nyi__" eits! kok tiba-tiba ada iblis yang mengotori pikiranku.
"Iya-iya" angguk Satria menyanggupi.

     Dari sinilah mereka mulai menjalin pertemanan. Mulai dari belajar bersama di rumah Shanti, pinjam buku kepadanya. Ya lumayan daripada beli mahal harganya. Bagaimana bangsa Indonesia mau maju beli buku saja harganya mahal sekali. Seringkali Shanti mengajak belajar di rumahku bersama-sama tapi ku selalu menolak. "Rumah kecil sepertiku mana sudi dia memasukinya. Mungkin melihatnya saja sudah malas apalagi masuk kedalam?" Tapi ada satu kejanggalan pada diri Satria untuk mendekati pujaan hatinya yaitu Anggra Bima yang juga menyukai Shinta. Bima seorang anak yang sombong, angkuh, paling berkuasa di sekolah dan sering menindas  teman-teman yang tidak sekasta dengannya. Ayah Bima seorang donatur terbesar di sekolah SMA KATALISTA. Shinta pun juga begitu akrab dengan Bima. Seringkali ku melihat mereka pulang dan pergi bersama naik BMW series 5 milik Bima yang tampak anggun nan mewah terparkir di parkiran sekolah. Mana ada cewek yang menolak ajakannya untuk menaiki mobil mewah seperti itu. "Ah...aku hanya si pungguk merindukan bulan. Mana mau Shinta bersamaku yang hanya bermodalkan sepeda biru jelek yang tampak lusuh itu" pekiknya dalam hati miris.

                         *********************************
     Pulang sekolah tiba pukul 14:00. Terik matahari yang begitu menyengat menimbulkan bulir-bulir keringat di dahi Satria saat menyebrangi lapangan sekolahnya untuk mengambil sepeda butut peninggalan almarhum Ayahnya. Saat ia hendak menjinjing sepedanya ternyata ban sepedanya kempes "Ugh sial! Siapa yang bikin sepeda ku kempes begini? Panas lagi, nanti hidungku bisa mimisan karena gak kuat panas" umpatnya kepada orang yang jahil.
"Hahahaha...kenapa sepeda lu?" Bima tertawa berdiri didepan Satria yang sedang jongkok melihat kondisi ban sepedanya. Satria mendongakkan kepalanya "Apaan lu liat-liat gue, nantangin?!" bentak Bima sambil menendang sepeda Satria yang kini sekarang tumbang di bawah. "Gue peringatin sama lu ya, jangan pernah lu deketin Shinta lagi. Lu itu gak pantes sama dia, Poor Man!" maki Bima seraya menarik kerah seragam Satria. Satria berontak hendak melepaskan tangan Bima dari kerahnya tapi apa daya. Gerombolan gank Bima langsung mendaratkan tinju, tendangan, dan tamparan yang membuatnya tak bisa berkutik. Satu lawan banyak, mana mungkin? Murid-murid yang menyaksikan kejadian itu hanya menonton kasihan tidak ada satupun yang menolong.

                          ***********************************
    Satria tidak langsung pulang ke rumah. Ia menghabiskan waktu di masjid untuk sholat. "Aku harus menjelaskan apa pada Ibu, jika melihat wajahku penuh memar?" keluhnya memegang pipinya yang terasa sakit sekali. Cairan panas meluncur dari hidungnya yang mancung menetes pada seragam putih, meninggalkan noda. "Ah, mimisan..." Satria menarik nafas panjang menahan sakit.
Selesai sholat maghrib ketika hendak memakai sepatu ia dihampiri Kakek Tua "Wajahmu kenapa Nak?"
"Eh, kakek nggak apa-apa kok"
"Kamu habis dipukuli teman-temanmu ya?"
Satria terkejut. "I..iya Kek!" jawabnya gagap.
"Kamu ini anak baik kelak kamu akan mendapatkan pertolongan yang tak diduga dari Allah. Ingat Nak, Allah pasti menolong hambanya yang terzholimi. Pulanglah...Ibumu sudah menunggu khawatir dirumah" nasihat sang Kakek.
"Iya Kek. Terimakasih ya!" Satria pamit dan mencium punggung tangan Kakek itu.

    Hujan lebat mengiringi perjalanan pulang Satria ditemani gemuruh halilintar yang bersahut-sahutan selepas maghrib. Alhasil bajunya basah kuyup dan mimisan mengalir lagi dari hidungnya. Ia berteriak "Ya Allah...sebegitu hinakah hamba di dunia ini? Ya Allah berilah hamba kekuatan untuk melalui ini semua. Dari orang-orang yang menghina hamba-Mu yang lemah tak daya upaya ini".Tiba tiba ada halilintar dahsyat yang memekakkan telinga memecah kesunyian teriakan Satria. DUAR...DUAR... Petir datang menyambar berwarna biru mengkilat bersilauan dari arah utara. Maka jatuhlah sebuah batu dari langit yang panas dan menghancurkan benda-benda di sekitar dan Satria pun mencari benda tersebut. Ia mendapati batu tersebut di genangan air yang merah kecoklatan. Batu gerangan apakah itu, apakah batu Ponari? Hoho... yang jelas itu bukan batu Ponari yang bisa menyembuhkan segala macam penyakit.  Konon batu yg ditemukan itu merupakan mustika gatotkaca yang sengaja dibuang ke bumi karena di Negeri kayangan terjadi perebutan.
ketika satria mengambil batu itu , dia merasa kepanasan, badannya mengepul berasal , karena air yang dibadannya menguap. kemudian satria pulang meski merasa keheranan "batu apa yah ini , dari langit tapi  bukan meteorit."

Sesampai di rumah dengan basah kuyup satria mandi dan berganti pakaian, entah mengapa rasa ngantuk menimpanya hingga ia tertidur  lelap hingga dan ia bermimpi. Dalam mimpinya satria bermimpi yang aneh , yaitu dia bertemu dengan sebuah bayangan hitam seperti manusia berdiri dan menatap satria dengan tatapan mata yang merah menyala.

"Hai anak muda izinkan aku bersamamu tuk menjaga bumi ini"
"Menjaga apa? Kenapa dengan bumi?" tanya satria dengan penuh penasaran.
"Jiwa mu bersih aku ingin menolongmu, kejahatan akan senatiasa menimpa mu" tutur seorang bayangan hitam itu.
Kemudian sang bayangan secepat kilat mendekat dan menghilang hingga satria pun terbangun dari tidurnya. aneh bin ajaib sakit-sakit badan yang terasa hilang, luka-luka dan mimisan tak terasa lagi. Namun rasa haus dan lapar menyerangnya. Kemudian waktu menunjukan pukul 04:30 WIB." Astaghfirullah... waktu nya sholat shubuh" Satria bangkit dan segera menuju kamar mandi bergegas ambil air wudhu. Setelah solat shubuh satria makan dengan lahapnya seperti orang yang enggak makan seminggu.

Semenjak itulah kehidupan Satria berubah, namun satria tak menyadari memiliki kekuatan yang tersembunyi. Seperti memiliki indra keenam dan mampu melihat makhluk gaib dan  sebenarnya satria bisa merubah wujud menjadi seorang kesatria. Seperti namanya Satria Andria. Namun Kekuatan Satria akan muncul bila dalam keadaan terdesak. .
                     
                                ********************************
    Ibu Satria menjadi buruh cuci kepada tetangga-tetangganya. "Satria" panggil sang Ibu.
"Iya bu, ada apa?"
"Tolong antar ini cucian ke rumah Den Bima"
"Baik, bu!"
Ketika sampai di rumah Bima. Ia langsung disuruh masuk kedalam rumah itu oleh kaki tangan Orangtuanya. Satria masuk dan menaruh cucian itu di belakang rumahnya. Ia melihat pintu yang tak terkunci rapat. Didalam kamar itu terdapat sesembahan pemujaan, patung babi yang bertengger di depan meja pemujaan, bunga melati, dupa, cawan berisi bunga-bunga dan uang serta perhiasan bertebaran meja pemujaan tersebut. Ada orang didalam kamar tersebut sepertinya itu Bima dan Ayahnya  sedang komat-kamit membaca sesuatu. Satria yang melihat kejadian tersebut bergidik ngeri dan langsung meninggalkan tempat tersebut. Tetapi malang bagi Satria, ia tergelincir dan jatuh tepat di depan pintu itu. Terdengar gedebuk dari luar kamar. Ayah Bima geram siapa gerangan yang mengganggu pemujaannya seperti ada yang mengintip. Untung Satria dapat melarikan diri secepat kilat, sepertinya kekuatan halilintar tersebut sudah mulai bereaksi pada tubuhnya sehingga ia bisa berlari bagaikan kilat menyambar. "Kekuatan apa tadi, sehingga aku bisa lari secepat itu?" Satria heran dan mengambil nafas satu-satu. "Benar apa kata Kakek itu" gumamnya.
     Sepanjang jalan ia bingung sekaligus ingin tahu setelah ia berpkir dan menyimpulkan ternyata keluarga Bima adalah pemuja setan untuk mendapatkan kekayaan. Pemujaan itu sepertinya memakan tumbal (korban) karena seminggu yang lalu pembantu Bima meninggal dunia dengan alasan yang tak jelas. Satria tidak akan tinggal diam dan bertekad akan menumpas kesyirikan dari persekutuan dengan setan yang dilakukan keluarga Bima.
                             *******************************

      Bima mengetahui yang mengintip pemujaan  bersama Ayahnya tadi adalah Satria.  Kemudian mereka menebar teror dan rusuh di mana-mana, komplek, perkotaan, pertokoan dan dimana-mana.
Di sekolah Bima mulai melancarkan aksinya. Yaitu membunuh satu persatu murid di sekolahnya. Satria tak tinggal diam mengetahui hal tersebut ketika ada murid yang mati tragis di kamar mandi. ia mempunyai indra keenam dan mengtahui bahwa yang membunuh itu adalah Bima. Ia akan menumpas segala kejahatan yang terjadi di sekolahnya. Tak ingin kematian demi kematian merenggut nyawa teman-temannya satu persatu.

     Bima mengetahui  pemujaannya bahwa ia sedang bahaya. Bahaya karena ada seorang Ksatria muda akan mengenyahkan segala tindak tanduk perbuatannya yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan harta. Mengetahui hal tersebut ia langsung ke rumah Shinta. Diajakanya jalan-jalan sepanjang hari nonton, makan dan membawanya ke gunung salak. Satria berkunjung kerumah Shinta tapi ia sedang tak ada dirumah ternyata pergi berduaan bersama Bima. Sementara itu Satria  yang mendapat sinyal  buruk dari indra keenamnya mengetahui Shinta yang sedang dalam keadaan bahaya. "Sepertinya Bima hendak menyandra Shinta" geram Satria.
 
                               *******************************
     Sesampainya Satria di Gunung Salak dan langsung menuju ke tempat penyandraan Shinta. Ia merubah wujudnya menjadi seorang Ksatria langit (Black Form). Dengan jubah hitam dan pedang di tangan dengan gagah ia berdiri dan menantang. "Hai, Bima Sang Pemuja setan. Lepaskan Shinta. "Hai siapapun kamu, tolong aku...!" Shinta mengerang di pelukan Bima yang sedang memegang pisau tepat di depan leher Shinta. "Huahhhahhhahha...punya nyali juga kau rupanya" ejek Bima. 


   Bima menjetikkan jari telunjuk dan jempolnya dan keluarlah para bala tentara siluman babi. Terjadilah pertempuran hebat antara para siluman babi yang berpasukan dengan Rajanya melawan Ksatria Langit. 
Satria dengan satu tebasan pedangnya bisa melumpuhkan para siluman babi yang mengahadangya.
Setelah menebas cecunguk-cecunguk tentara babi sialan itu kini ia berhadapan dengan babi yang sesungguhnya. "Emang yang tadi bukan babi??" Bukan begitu readers ini biangnya babi... yang bersekutu dengan setan yaitu Bima dan Ayahnya. 
Tak disangka Bima dan Ayahnya berubah menjadi babi. Ternyata mereka agak sulit dilumpuhkan daripada cecunguk tentara babi dan rajanya. Akhirnya Satria mengeluarkan segala kemampuan jurusnya melawan mereka berdua. "Jurus Maut Halilintar...!!!"  tebasan pedangnya secara bertubi-tubi sambil menendang tubuh mereka berdua berhasil dilumpuhkan. Setelah berhasil melumpuhkan keduanya Satria lunglai lemah tak berdaya. Kekuatannya terkuras habis untuk melumpuhkan para pemuja setan.
Setelah kejadian ini Satria masih bisa kembali menggunakan kekuatannya masih bisa berubah menjadi Ksatria Langit dan dan kekuatannya disimpan agar suatu waktu bisa digunakan kembali bila ada kejahatan  yang mengganngu perhelatan kedamaian di bumi ini.


    Sudah tidak ada lagi pengganggu di sekolah yang suka menindas dan menganiaya di sekolah. Satria bisa mendekati Shinta tanpa ragu dan takut dengan siapapun. Dengan kekuatan ajaib yang diterimanya saat hujan halilintar itu tidak membuat Satria menjadi tinggi hati, membusungkan apalagi sombong. Malah ia makin menjadi lelaki yang sholeh dan taat beragama.Satria ingin Shinta mencintai dirinya apa adanya sebagai manusia biasa tanpa tahu bahwa dirinya adalah Ksatria langit.

Satria bisa meraih peringkat pertama di sekolahnya yang sebelumnya ia selalu berada di peringkat ketujuh. Kenaikan peringkat ini bukan karena ia mempunyai kekuatan tapi karena ia giat belajar dan ingin membuktikan pada Shinta bahwa ia bisa!. Suatu hari di senja yang mulai merambat ia menembak Shinta dan cewek itu memberi persyaratan bila mau menjadi miliknya harus mengalahkan dirinya pada nilai akademik di sekolah.
"Memangnya kenapa?" tanya Satria ragu penasaran.
"Aku akan kasih tahu alasannya nanti. Tunggu saja!"
                                               *************************************

Di taman bangku sekolah Satria sudah menunggu Shinta untuk menjawab pertanyaan yang diajukan dirinya. Panas kembali menyengat. Tapi panas kali ini lain, karena ia panas-panas menunggu orang yang dicintainya sepenuh hati. "Hemm...gak peduli deh nanti mimisan atau nggak" ujarnya sambil mesem-mesem sendiri.
"Shinta, lihat raporku! Aku sudah bisa membuktikan bahwa aku bisa" senyum Satria mengembang diwajahnya.
"Aku tahu, sekarang aku berada di posisi runner up" ujarnya manis dengan bando kupu-kupu yang bertengger imut diatas kepalanya.
"Sekarang kasih tahu alasan kamu...kenapa?"
"Kenapa apanya?"
"Karena aku pengin punya cowok yang lebih pintar dari aku"
"Udah gitu aja?"
"Ya...nggak, banyak alasan lain lah!
"Apa?" tanya Satria tak sabar.
"Rahasia...!" Shinta berlari setelah mengucapkan kata itu.
Kini Satria tahu bahwa Shinta lebih senang membuat dirinya penasaran.

-created by: Andita & Bintang-
cerpen pertama yang kubuat bersama temanku di facebook (Bintang)!~ sungguh unik dan juga menarik untukku. Sekaligus cerpen teraneh yang pernah kubuat. Karena ku tidak begitu menyukai cerita berbau fiksi yang memiliki kekuatan ghaib, dsb.

Rabu, 10 Maret 2010

<~Bila~>

Jangan kau beri senyuman itu
Bila kau tak ingin memberikannya
Jangan hentikan langkahmu, ketika ku panggil
Bila kau tak ingin menanggapiku

Jangan kau bicara padaku
Bila kau hanya mengasihani aku
Jangan kau berikan harapan "yang ternyata semu" itu
Bila kau terpaksa melakukannya

Dan bila kau tercipta hanya untukku
Tak kan ku biarkan kau disambangi kesedihan
Dan bila kau bukan tercipta untukku
Kan ku relakan kau bersama yang lain, tuk' temukan kebahagiaanmu bersamanya

Bilakah itu yang kau mau..."ku rela"
Asalkan senyum merekah itu tetap mengembang di bibirmu, meskipun bukan untukku
Biarkan aku sendiri tanpa senyummu,tanpa dirimu, tanpa bayanganmu
Akan ku coba tegar di berkas "sinaran" bayanganmu yang perlahan "meredup"


*Terinispirasi dari orang-orang disekitar yang sering curhat =p

Senin, 08 Februari 2010

Senja Kala Itu

    Sore itu permainan basket baru saja selesai di selingi dengan kelelahan dan butiran peluh yang membasahi dua sahabat ini. Uh…capek banget Ric! keluh Kevin setelah kelelahan bermain. “Nih minum!” Eric memberikan sebotol minuman kepada Kevin. “Ric siapa tuh cewek ?”
Hah, yang mana?” Eric mencari-cari cewek yang dimaksud Kevin. Kevin menunjuk cewek tersebut. “Itu, eh dia malah lambaikan tangan lagi.” panik Kevin.“Oh itu namanya Ruri, dia tetangga gue” tukas Eric.
“Anak baru ?”
“Udah lama, dia kelas sepuluh satu.”
Ruri menghampiri Eric namun Kevin jadi salting, karena telah menunjuk Ruri. “Hai kak Eric” Sapanya lembut. “Gimana sekolah di sini?” tanya Eric basa-basi. “Enak kak teman-temannya asik. Kakak yang ini ada apa ya nunjuk saya?” “Ng..nggak ada apa-apa.” Kevin gugup menjawab. “Kenalin Ri, ini namanya Kevin” “Aku Ruri” Mereka bersalaman. “Kevin, nice to meet you.” Kevin berdehem sebelum mengucapkan nama. “Me too.” Senyum Ruri mengembang manis. Kevin melihatnya begitu terpesona. Dadanya berdebar seperti gulungan ombak damai nan sejuk. “Apakah ini cinta? ah, tidak.” Ia segera menepis perasaan yang berkecamuk di hatinya. “Sudah dulu ya kak, saya di tunggu teman di kantin.” Ruri pergi berlalu meniggalkan mereka berdua.
“Makanya Vin waktu MOS lo manfaatin dengan baik. Ruri anak lama, lo bilang anak baru.” ujar Eric. “Emang gue itu lo, MOS di jadiin ajang buat gebet para senior.” Kevin berkilah. “Hust bentar lagi Cassandra lewat tuh!” Eric menyikut lengan Kevin. “Terus apa urusannya sama gue?” “Ya lo sambut donk.” bujuk Eric. Cassandra lewat dan berhenti di depan Kevin. “Kevin capek ya, nih Sandra beliin minum.” Sandra menawarkan sebotol minuman. “ Enggak usah, makasih udah ada.” tolak Kevin, lalu berlalu meninggalkan kedua temannya.
“Eric, Kevin kenapa sih?”Cassandra penasaran dengan sikap Kevin. “Kenapa apanya maksud lo?” “Ya itu sikap dia yang selalu acuh sama cewek.” “Yah lo San, kayak belum pernah kenal dia aja, dia emang begitu sama setiap cewek”. Kecuali ditanya tentang pelajaran, baru dia oke-oke aja. papar Eric
- - - - - - - - - - - -
    Ponsel Eric berdering ketika sedang bermain PS.
“Kevin, ngapain lo telpon malam-malam? Eric mengangkat handphone dan menghentikan permainannya sebentar. Gue ke rumah lo sekarang ya, lo ada di rumah kan? “Iya, emangnya mau ngapain?” “Main aja, bt gue di rumah.”
Lima menit kemudian Kevin sudah berganti baju yang cukup simpel. Kemudian Kevin memanggil adiknya dan berjalan ke kamarnya yang tengah asyik menonton film.
“Vina… Kevina…” panggil Kevin dengan suara lembut. “Iya Kak, ada apa?” Kevina menoleh padanya. “Kakak mau ke rumah teman dulu, kamu di rumah sendiri gak apa-apa?” “Hayo… mau ngapain malam minggu begini ke rumah teman, atau mau ke rumah pacar ?” “Hus sembarangan, mau ke rumah Eric kok!” Kevin menoyor kepala adiknya. “Oia Kakak kan gak punya pacar. Yaudah sana pergi, nanti aku kasih tau Mama kalau dia pulang.” “Kakak pergi dulu ya, dadah!” kecupan hangat mendarat di pipi Kevina, membuatnya merasa sebal. “Ih ngapain sih kakak pake cium-cium aku?” Kevina cemberut dan mengusap pipi dengan tangannya. Lalu dibalas Kevin dengan kerlingan matanya. “Huh… dasar genit, tapi gak punya pacar.” ledek Kevina.
------------------------
    Melihat suasana malam yang jarang ia nikmati, karena Kevin juga jarang keluar malam. Sesampainya di blok rumah Eric tiba-tiba hujan turun deras. Ia berteduh di halte untuk memakai jas hujan. Ada seorang gadis berlari kecil datang ke halte. Dia lihat gadis itu ternyata Ruri. Mereka saling berpandangan dan menyapa. “ Ruri sedang apa?” Kevin memulai pembicaraan. “Aku abis beli alat tulis” jawabnya dengan terbata karna ia menggigil kedinginan. Melihat bajunya basah kuyup dan ia merengkuh tubuhnya sendiri, Kevin tidak ambil diam. Ia segera melepas jaketnya dan memakaikannya pada Ruri. “Makasih kak.” ucapnya. “Mau gue anter pulang?” Kevin menawarkan untuk mengantarnya pulang. “Gak usah kak nanti ngerepotin.” Kevin sudah siap dangan jas hujan di tubuhnya dan segera menaiki motor. “Ayolah…” ajaknya. Akhirnya Ruri menerima ajakan Kevin.
-----------------------------
“Eh datang juga lo!” ucap Eric melihat Kevin di ambang pintu kamarnya. “Iya tadi hujan lebat dan ketemu Ruri di halte, kasihan… gue anterin aja ke rumahnya.”
“What? Seorang Kevin nganterin cewek pulang?” Eric terperangah oleh sikap Kevin yang tidak biasa. “Ehm… pasti lo suka sama dia ya?” serbu Eric. “Eh, enggak kok!” Kevin berkilah. “Enggak gimana? Kok lo grogi gitu jawabnya, pake pegang leher belakang segala. Vin gue tuh bisa baca bahasa tubuh lo tau!” Eric berlagak. “Iya, gue suka sama dia” jujur Kevin. “Yaudah lo tembak aja!” usul Eric. “Usul lo boleh juga! Kapan waktu yang tepat?” tanya Kevin tak sabar. “Besok!” spontan Eric.
“Apa gak terlalu cepat?”
“Gue rasa Nggak!”
----------------------------------
   Hari ini adalah hari yang ditunggu oleh Kevin. Berbekal nekat dan penuh rasa percaya diri ia menyambangi taman kompleks rumah Ruri. Eric sudah menghubungi Ruri dan ia bersedia untuk datang.Ruri sudah datang terlebih dulu sebelum Kevin. Di komplek taman yang di penuhi bunga-bunga indah Ruri tampak cantik dengan kemeja lengan pendek santai dan rok motif kotak.
Dua puluh menit kemudian Kevin datang dengan tergesa-gesa. Membawa sebuket bunga, yang dia sendiri tak tahu bunga apa yang sedang di pegangnya. Ruri membuka pembicaraan karna sudah lama menunggu. “Sebenarnya ada apa kak? Tadi pagi Kak Eric telpon katanya…” belum sempat Ruri menyelesaikan pembicaraan dipotong Kevin. “ Iya, iya sorry telat. Aku kesini mau bilang Aku…Aku…ehmm…”
“Bilang apa Kak?” tanya Ruri tak sabar.
“Aku suka sama kamu Ri!” kalimat itu meluncur tulus dari bibir Kevin.
Sebuah kalimat yang baru pertama kali ia ucapakan kepada orang yang benar-benar di cintainya. Ruri menganga mendengar penuturannya. Ruri mematung seketika, sedangkan Kevin menunduk malu merona. “Kenapa diam aja Ri, kamu gak suka ya?” Kevin bertanya dan menegakkan kepalanya sedikit. “Nggak, aku kaget aja Kakak ngomong seperti itu.” imbuh Ruri. “Ehm, Aku bawa bunga untuk kamu.” Kevin menyerahkan bunga kepadanya. Ruri menahan tawa saat melihat bunga tersebut, namun Kevin menangkap semburat tawa Ruri. “Kamu kenapa ketawa?” tanya Kevin heran. “Eh gak apa-apa kok, Kak!” Ruri menerima bunga tersebut dan tak mau merusak kebahagiaan Kevin. “Jadi gimana, kamu terima gak?” tanya Kevin antusias. Sebuah anggukan kecil ditunjukkan Ruri kepada Kevin yang tengah menatapnya. “Ehm… kakak bawa setangkai bunga ini ya.” pinta Ruri pada Kevin. Kevin menerimanya dengan senyum innocent di wajahnya. Ruri berbisik dalam hati “Sepertinya dia memang tidak tahu bunga apa itu.”
Kevin bedecak bahagia tak terperi cinta pertamanya berjalan lancar. Berselang kemudian Kevin mengajak Ruri makan bersama lalu mengantarnya pulang.
-------------------------------
   Ketika Ruri sedang membuka laptop untuk mengetik tugas sekolahnya. Tiba-tiba hpnya berbunyi. Tertera di layar telepon dari Eric. Terdengar suara isak tangis dari sebrang.
“Halo Ruri, Kevin…Kevin…” Eric terputus-putus bicara.
“Iya Kak Kevin kenapa?” Ruri mengeraskan suaranya.
“Kevin kecelakaan… dia…dia meninggal dunia” lirih Eric.
Ruri tak percaya. Di biarkannya jatuh ponselnya di tempat tidur, tak kuasa ia membendung air mata yang mengalir lembut di pipinya. Terbayang kala senja itu Kevin menyatakan cinta padanya dengan membawa sebuket bunga kamboja.
“Ruri… Ruri…” panggil Eric di ujung telpon.