Rabu, 19 Desember 2012
Jumat, 14 Desember 2012
What kind of reader are you?
1. Just For Fun. Pembaca buku yang satu ini baca buku hanya untuk
seneng-seneng aja. Sebenernya dia tidak hobby, hanya mengisi waktu
luang. Atau kalau ada paksaan baca buku untuk bikin
tugas atau skripsi. karena buku yang mereka baca itu lebih karena
”butuh” daripada pengen. Nah, tipe pembaca 'Just for Fun' ini biasanya mereka tidak terlalu punya buku favorit.
2. Kutu Buku. Biasanya kutu buku ini membaca semua
buku karena emang pengen baca buku terus, dan juga butuh untuk selalu
baca buku.
Baca buku udah jadi hobby dan gaya hidup mereka. Kutu buku menghabiskan hampir separuh atau seluruh hidupnya untuk baca buku.
Bagi mereka lebih mengasyikan duduk sendiri di perpustakaan/
menghabiskan waktu dg baca buku di rumah sambil daripada jalan2/ nonton
tv. Tapi biasanya biarpun mereka pinter tapi mereka tdk begitu suka show off,
karena kebanyakan dari mereka itu pendiam/ orang yang tenang.
3. Show Off-ers. Peribahasa yang tepat untuk tipe
pembaca ini adalah ”Jadilah seperti padi, makin berisi, makin merunduk”
nih.. xD. Ciri-ciri show off-ers itu antara lain suka
ngomong.. ”menurut Karl Max yahh... atau kalo teori Dependensia dan
chaos bilang...
tipe Pembaca Show Offe-ers biasanya senang terlihat pintar & selalu berusaha dikagumi oleh orang lain. Mostly Show Off-ers juga pinter karena belajar dan mengikuti teori-teori dan cara berpikir orang lain yang dia baca. Terkadang mereka sulit membuat suatu pemikiran
baru sendiri/ membuat suatu konsep yg baru. Makannya mereka lebih kayak
orang copy-paste.
4. Pembaca buku yg membaca banyak buku, punya banyak
referensi ketika mereka menulis / berdiskusi, tapi mereka selalu bs
menempatkan diri.
Mereka tahu kapan mereka harus ngomong ttg suatu teori, tapi dengan
menambahkan argumentasi & opini mereka. Disebut ipe 'Whole Package'. Ketika mereka berbicara terasa kerendahan hatinya, tidak terlihat sombong/ malah mengintimidasi orang lain.
So, guys which reader are you?
Senin, 10 Desember 2012
Minggu, 09 Desember 2012
Say No To Pacaran
#pacaran :
kenapa sih harus #pacaran?
-ada yang bilang, punya pacar perlu biar ada yang merhatiin..
itu ortu selama ini ngurusin dianggap apa ya :p
-ada juga yang bilang, #pacaran biar ada yang anterin ke sana kemari..
hihihi ini pacar apa tukang ojek :p
-buat yang alasan #pacaran biar semangat belajar..
menurut saya ini nggak adil banget untuk ortu kalian. kenapa?
berapa lama sih kenal pacar? apa yang aja yang sudah diberikan dia?
bandingkan dengan kebersamaan dan apa yang sudah diberikan ortumu.
kebersamaan dengan ortu dan begitu banyak yang sudah mereka berikan. kenapa ortu nggak cukup menjadi motivasi belajar?
-atau pacaran perlu biar nggak seperti beli kucing dalam karung.
kenyataannya, lama #pacaran nggak menjamin langgeng pernikahan.
-ada remaja yang jawab pas ditanya kenapa #pacaran.
mumpung ada yang mau, Mbak :p
-atau #pacaran karena gengsi. yang lain sudah punya pacar kok saya belum.
kesannya nggak laku :p
-satu hal, kualitas dirimu tidak ditentukan oleh apakah kamu punya pacar atau tidak.
-punya pacar itu ada resikonya... mood naik turun. kalau pacar nggak
perhatian, nggak cantumin status relationship di FB or twitter :p
-resiko lain dari #pacaran siap-siap patah hati...
serius!
-jadi jangan #pacaran kalau nggak mau sakit hati, buang-buang waktu, air mata dan energi.
-#pacaran nggak mendekatkan ke pintu surga
-manfaatkan usia muda bukan untuk #pacaran dan galau :p. tapi gali
potensi untuk berprestasi dan mewujudkan mimpi diri dan orang tua.
-terbukti: pada akhirnya cinta kasih ortu dan keluarga yang paling tulus. kenapa harus mencari yang belum tentu murni?
- Sehebat apa si dia sehingga pantas mendapatkan air matamu? Jika dia meninggalkan, hapus duka. Bukan dia yang terbaik untukmu
-buat dirimu berharga, jadi muslim dan muslimah yang multi fungsi,
berdaya bagi keluarga, bangsa dan umat. waktu nggak terbuang untuk
#pacaran.
-gunakan masa sebelum nikah untuk memperbaiki
kualitas diri di hadapan-Nya. ingat, laki-laki baik untuk perempuan yang
baik. bisa tanpa #pacaran.
-lalu benarkah #pacaran nggak ada positifnya sama sekali? well, layakkah menempuh hal yang dilarang-Nya dengan alasan apapun?
dikutip dari Buku Twitografi Asma Nadia. semoga bermanfaat, guys!
#pacaran :
kenapa sih harus #pacaran?
-ada yang bilang, punya pacar perlu biar ada yang merhatiin..
kenapa sih harus #pacaran?
-ada yang bilang, punya pacar perlu biar ada yang merhatiin..
itu ortu selama ini ngurusin dianggap apa ya :p
-ada juga yang bilang, #pacaran biar ada yang anterin ke sana kemari..
hihihi ini pacar apa tukang ojek :p
-buat yang alasan #pacaran biar semangat belajar..
menurut saya ini nggak adil banget untuk ortu kalian. kenapa?
berapa lama sih kenal pacar? apa yang aja yang sudah diberikan dia? bandingkan dengan kebersamaan dan apa yang sudah diberikan ortumu.
kebersamaan dengan ortu dan begitu banyak yang sudah mereka berikan. kenapa ortu nggak cukup menjadi motivasi belajar?
-atau pacaran perlu biar nggak seperti beli kucing dalam karung. kenyataannya, lama #pacaran nggak menjamin langgeng pernikahan.
-ada remaja yang jawab pas ditanya kenapa #pacaran.
mumpung ada yang mau, Mbak :p
-atau #pacaran karena gengsi. yang lain sudah punya pacar kok saya belum.
kesannya nggak laku :p
-satu hal, kualitas dirimu tidak ditentukan oleh apakah kamu punya pacar atau tidak.
-punya pacar itu ada resikonya... mood naik turun. kalau pacar nggak perhatian, nggak cantumin status relationship di FB or twitter :p
-resiko lain dari #pacaran siap-siap patah hati...
serius!
-jadi jangan #pacaran kalau nggak mau sakit hati, buang-buang waktu, air mata dan energi.
-#pacaran nggak mendekatkan ke pintu surga
-manfaatkan usia muda bukan untuk #pacaran dan galau :p. tapi gali potensi untuk berprestasi dan mewujudkan mimpi diri dan orang tua.
-terbukti: pada akhirnya cinta kasih ortu dan keluarga yang paling tulus. kenapa harus mencari yang belum tentu murni?
-ada juga yang bilang, #pacaran biar ada yang anterin ke sana kemari..
hihihi ini pacar apa tukang ojek :p
-buat yang alasan #pacaran biar semangat belajar..
menurut saya ini nggak adil banget untuk ortu kalian. kenapa?
berapa lama sih kenal pacar? apa yang aja yang sudah diberikan dia? bandingkan dengan kebersamaan dan apa yang sudah diberikan ortumu.
kebersamaan dengan ortu dan begitu banyak yang sudah mereka berikan. kenapa ortu nggak cukup menjadi motivasi belajar?
-atau pacaran perlu biar nggak seperti beli kucing dalam karung. kenyataannya, lama #pacaran nggak menjamin langgeng pernikahan.
-ada remaja yang jawab pas ditanya kenapa #pacaran.
mumpung ada yang mau, Mbak :p
-atau #pacaran karena gengsi. yang lain sudah punya pacar kok saya belum.
kesannya nggak laku :p
-satu hal, kualitas dirimu tidak ditentukan oleh apakah kamu punya pacar atau tidak.
-punya pacar itu ada resikonya... mood naik turun. kalau pacar nggak perhatian, nggak cantumin status relationship di FB or twitter :p
-resiko lain dari #pacaran siap-siap patah hati...
serius!
-jadi jangan #pacaran kalau nggak mau sakit hati, buang-buang waktu, air mata dan energi.
-#pacaran nggak mendekatkan ke pintu surga
-manfaatkan usia muda bukan untuk #pacaran dan galau :p. tapi gali potensi untuk berprestasi dan mewujudkan mimpi diri dan orang tua.
-terbukti: pada akhirnya cinta kasih ortu dan keluarga yang paling tulus. kenapa harus mencari yang belum tentu murni?
- Sehebat apa si dia sehingga pantas mendapatkan air matamu? Jika dia meninggalkan, hapus duka. Bukan dia yang terbaik untukmu
-buat dirimu berharga, jadi muslim dan muslimah yang multi fungsi,
berdaya bagi keluarga, bangsa dan umat. waktu nggak terbuang untuk
#pacaran.
-gunakan masa sebelum nikah untuk memperbaiki kualitas diri di hadapan-Nya. ingat, laki-laki baik untuk perempuan yang baik. bisa tanpa #pacaran.
-lalu benarkah #pacaran nggak ada positifnya sama sekali? well, layakkah menempuh hal yang dilarang-Nya dengan alasan apapun?
dikutip dari Buku Twitografi Asma Nadia. semoga bermanfaat, guys!
-gunakan masa sebelum nikah untuk memperbaiki kualitas diri di hadapan-Nya. ingat, laki-laki baik untuk perempuan yang baik. bisa tanpa #pacaran.
-lalu benarkah #pacaran nggak ada positifnya sama sekali? well, layakkah menempuh hal yang dilarang-Nya dengan alasan apapun?
dikutip dari Buku Twitografi Asma Nadia. semoga bermanfaat, guys!
No one knows who you are...
the truth is we don't really know who we are...
apa sih yang kalian tau tentang diri kalian? even you, yourself don't know about your own personality traits. Lately I'm seeking everyhing regarding about psychology. Ngomong-ngomong tentang psikologi, lupa deh kapan punya cita-cita jadi psikatris. Hahaa. Too many dreams, too many desires, want to be this, and want to be that.
Regarding my thesis related about psychoanalytic. I'd like to share something here...
Before I begin, lemme thank to the people who wake up my mind about this (psychology) the most importantly, Ms. Ruiss tercintahhhh dan Mam Indrani terkasihhh <3 comment-3--="">3>
Hahaa. My fellas who don't stop supporting me, Indra-Danang... Indra gave a full synopsis in detail, told me about what is the story about... and Danang always accompanies me around whenever I ask to the lecturer. The awkward moment is when we pursuing Ms. Ruisah until she went down the elevator till the front of office >___^
(Ini high-pitched nya Changmin di Humanoids echoing banget. OMG!!)
Hahaa.. saya sedang mendengarkan Humanoidss... "Cause we are Humanoids............"
Currently, I'm having a thought that I'm such a boring person..
Probably it's just a thought about my surrounding one by one are leaving me behind. I feel like um, I'm not worth or something like that. And they come to me when they need something. OKAY, I gotta admit it is just a NEGATIVE thought! I think devil is whispering my ear and obsessing my mind. However, it seems OBVIOUS. We will never have such a thought if there's no something suspicious, right?
I miss being a little kid with no stress, worries, or care in the world.
apa sih yang kalian tau tentang diri kalian? even you, yourself don't know about your own personality traits. Lately I'm seeking everyhing regarding about psychology. Ngomong-ngomong tentang psikologi, lupa deh kapan punya cita-cita jadi psikatris. Hahaa. Too many dreams, too many desires, want to be this, and want to be that.
Regarding my thesis related about psychoanalytic. I'd like to share something here...
Before I begin, lemme thank to the people who wake up my mind about this (psychology) the most importantly, Ms. Ruiss tercintahhhh dan Mam Indrani terkasihhh <3 comment-3--="">3>
Hahaa. My fellas who don't stop supporting me, Indra-Danang... Indra gave a full synopsis in detail, told me about what is the story about... and Danang always accompanies me around whenever I ask to the lecturer. The awkward moment is when we pursuing Ms. Ruisah until she went down the elevator till the front of office >___^
(Ini high-pitched nya Changmin di Humanoids echoing banget. OMG!!)
Hahaa.. saya sedang mendengarkan Humanoidss... "Cause we are Humanoids............"
Currently, I'm having a thought that I'm such a boring person..
Probably it's just a thought about my surrounding one by one are leaving me behind. I feel like um, I'm not worth or something like that. And they come to me when they need something. OKAY, I gotta admit it is just a NEGATIVE thought! I think devil is whispering my ear and obsessing my mind. However, it seems OBVIOUS. We will never have such a thought if there's no something suspicious, right?
I miss being a little kid with no stress, worries, or care in the world.
PSIKOLOGI KEPRIBADIAN
Tulisan
yang terbatas ini hanya memuat beberapa pembahasan mengenai aspek-aspek
kejiwaan dalam pribadi seseorang yang sering ditemui dalam kehidupan
sehari-hari atau dalam latihan-latihan, karena latihan yang kita
laksanakan berhubungan dengan manusia sebagai objek dengan membawa
berbagai karakter,
tipe kepribadian
dan
temperamen.
A.
Perasaan
Kerap kali
kita melihat orang tampak gembira atau sedih. Gembira atau sedih ini
adalah pernyataan-pernyataan perasaan. Perasaan itu menyatakan sesuatu
tentang keadaan jiwa pada suatu saat. Ada rasa “suka dan tidak suka”.
Rasa suka
adalah rasa yang menyenangkan : enak, ketenangan, keindahan, lezat,
kebahagiaan dan sebagainya. Rasa tidak suka adalah rasa yang tidak enak,
tidak menyenangkan, dukacita, takut, khawatir, gelisah, kesedihan, kacau
dan sebagainya.
Perasaan
itu selalu bersifat perseorangan, selalu bersama-sama dengan
gejala-gejala jiwa lainnya, seperti teringat sesuatu, frustasi, kecewa,
bahagia dan lain lain. Perasaan biasanya menyatakan diri dengan tingkah
laku dan dapat diselidiki dengan jalan ekstrospeksi dan introspeksi.
Perasaan ada yang bersifat biologis dan rohaniyah. Perasaan biologis
meliputi perasaan yang berhubungan dengan fungsi hidup jasmaniah (lapar,
haus, letih, lesu dan lain-lain).
Perasaan
rohaniyah meliputi ; perasaan intelek yang menyertai pekerjaan
intelektual, perasaan estetis yang berhubungan dengan keindahan (termasuk
hal-hal yang lucu), perasan etis yang berhubungan dengan perbuatan baik
dan buruk, perasaan keagamaan yang berhubungan dengan
peristiwa-peristiwa dimana kita ingat kepada Tuhan, perasan diri yang
menyertai gambaran kita sendiri (positif dan negatif ; kompleks
inferior/superior), perasaan sosial dalam hubungan kita dengan orang
lain.
B.
Prasangka
Prasangka
adalah predisposisi untuk memberikan penilaian yang diskriminatif
terhadap pribadi atau kelompok tertentu. Menurut analisis transaksional,
hal ini terjadi karena cara hidup yang kita peroleh dari pengalaman
sejak kecil atau masa lalu menjadikan kita tidak dapat melihat keadaan
sebenarnya dengan jelas.
Kita
mempunyai harapan-harapan tertentu tentang orang lain –seringkali
harapan yang bersifat negatif--, karena perbedaan jenis kelamin, suku
bangsa, agama atau perbedaan kelompok. Harapan-harapan demikian
seringkali tidak diajarkan terus terang pada kita, tetapi diangkat dari
pengamatan kita terhadap prasangka mereka yang berpengaruh pada masa
kecil kita.
Ketika
saya melakukan/memimpin sebuah pelatihan (Up-grading), seorang peserta
wanita meminta waktu untuk berbicara dengan saya pada hari ke 2. Ia
kelihatan sangat kikuk dan mengatakan kepada saya, bahwa ia tidak tahu
apa yang harus dikatakannya. Saya memberikan dorongan dan akhirnya ia
mengatakan “saya merasa sangat malu ! ketika pertama kali anda masuk
ruangan untuk memberikan materi, saya agak jengkel”. “Bayangkan, ketika
saya memutuskan untuk ikut acara ini, saya akan dipimpin oleh seorang
yang pemarah”, “akan tetapi saya merasa tertipu oleh prasangka saya, dan
kini harus saya katakan kepada anda, bahwa anda adalah orang yang ramah
dan suka humor dan materi yang anda berikan sangat berguna bagi saya”,
“saya sangat malu karena waktu itu langsung mengira bahwa saya akan
“ketakutan” dan tidak akan mendapatkan materi yang berguna, karena anda
terlihat seperti seorang yang galak”.
Peserta
wanita tersebut telah mempunyai prasangka yang bukan-bukan, tapi ia
tidak bersikeras dengan prasangkanya, sehingga ia masih dapat berubah
pandangan. Sayang sekali pada beberapa kasus, ada orang yang demikian
kuat prasangkanya, sehingga tidak dapat mengubahnya, karena prasangka
dapat mendistorsi persepsi kita tentang realita, maka prasangka
merupakan hambatan yang besar dalam komunikasikita dengan orang lain.
Menyadari prasangka kita sendiri biasanya sulit, karena kita selalu
yakin akan kebenaran prasangka itu.
Adakalanya
prasangka mampu membuat seseorang yang kurang percaya diri merasa lebih
baik. Prasangka dapat membuat orang memandang rendah orang lain.
Sesungguhnya hal demikian justru mempersulit upaya mengenali dan
menghilangkan prasangka. Orang yang sangat dikuasai prasangka biasanya
selalu merasa tidak aman dan bersifat kaku.
Mereka
selalu mencoba mengatasi keraguan dan ketakutan mereka dengan
merendahkan orang lain, melemparkan kesalahan pada orang lain, dan
menganut faham yang dogmatis. Menyadari sifatnya tersebut, membuat kita
tidak mudah marah terhadapnya. Orang yang demikian tidak akan menjadi
baik bila dihadapi dengan sikap yang keras dan menuntut ; sebaiknya,
mereka membutuhkan rasa aman dan tenang, sebelum mampu menghilangkan
sikapnya yang kurang baik.
C.
Delusi
Delusi
merupakan keyakinan semu yang sesungguhnya tidak benar, dan tidak dapat
dikoreksi dengan pikiran sehat. Terdapat perbedaan antara delusi dengan
kekeliruan yang adakalanya kita lakukan dalam menanggapi fakta-fakta,
karena delusi ditimbulkan oleh berbagai perasaan negatif. Timbul delusi
bila perasaan yang kuat mewarnai persepsi kita tentang dunia, diri kita
atau orang lain. Mungkin kita masih ingat bagaimana seseorang merasa
bahwa orang-orang menilai dirinya secara negatif.
Delusi
menyudutkan kita untuk melakukan tindakan yang mengacaukan situasi. Kita
bertindak berdasarkan persepsi salah yang membuat kita membayangkan
respons negatif dari orang lain, karena itu mungkin sekali kita justru
mendapat reaksi seperti yang dibayangkan sehingga menguatkan rasa takut
kita.
D.
Atribusi
Kita semua
mencoba memahami pengalaman-pengalaman kita, kemudian berupaya agar
pengalaman-pengalaman tersebut bermakna, dan menafsirkannya. Atribusi,
beberapa alasan yang kita gunakan untuk menerangkan
pengalaman-pengalaman kita biasanya mengacu pada beberapa ciri khusus
seseorang (dari kita sendiri dan orang lain) atau pada keadaan
sekitarnya. Atribusi yang kita miliki membantu pembentukan khayalan kita
yang terarah.
Tina
mempunyai berat badan yang berlebihan. Ia takut orang tidak menyukainya,
oleh karena itu ia menghindari pertemuan-pertemuan di masyarakat. Ia
mengkambinghitamkan kegemukannya sebagai penyebab kesulitan-kesulitannya.
Bila ia tidak mengurangi berat badannya, ia akan terus saja berkeyakinan
bahwa semua masalah yang diambilnya dapat teratasi bila berat badannya
turun.
E.
Disonansi Kognitif
Adakalanya
pemahaman kita terganggu, sehingga menyulitkan kita. Kita juga merasakan
disonansi kognitif bila sikap dan tingkah laku kita tidak serasi.
Disonansi kognitif terjadi bila kehidupan psikologis kita tidak harmonis.
Eman
adalah seorang perokok berat, ketika bermunculan himbauan-himbauan
tentang bahaya merokok bagi kesehatan, ia selalu mengatakan akan
berhenti merokok. Tetapi kenyataannya tidak, dan ia tidak lagi berbicara
tentang rencana menghentikan kebiasaan tersebut. Tampaknya ia tetap
menikmati kebiasaan merokoknya. Suatu saat bila ia didesak tentang hal
itu, iapun mengatakan bahwa ia sesungguhnya tahu dan harus berhenti
merokok, tapi hidupnya kini sangat tertekan, sehingga ia tidakdapat
berhenti merokok sekarang ini.
Ini
menunjukkan bagaimana terjadinya disonansi kognitif. Keadaan tersebut
bagi kita sesungguhnya tidak enak. Bila terjadi disonansi, ada sesuatu
yang harus dilepas, atau ada ketidaksesuaian antara suatu keyakinan
dengan keyakinan-keyakinan atau sikap yang penting. Bersikeras
mempertahankan kedua-duanya, akan terasa sangat menyiksa. Pikiran Eman
yang pertama adalah berhenti merokok, tetapi ia tidak sanggup
melakukannya. Kemudian ia mengabaikan peringatan tentang kesehatan (menganggap
bahwa peringatan tersebut bukan ditujukan kepadanya) dan ia dapat terus
merokok dengan santai. Ketika ia diberitahu untuk memperhatikan
peringatan-peringatan ini, ia meyakinkan dirinya bahwa nanti ia akan
berhenti merokok, ia menggunakan beberapa cara disonansi kognitif untuk
mengatakan hal itu.
Dua cara
lain untuk menghadapi disonansi adalah dengan reaksi “anggur yang masam”
dan “Jeruk yang manis”. Kita mencoba meyakinkan diri bahwa sebenarnya
kita tidak menginginkan apa yang tidak dapat kita peroleh, atau bahwa
kita menyenangi sesuatu yang tidak kita kehendaki tetapi kita tidak
dapat melepaskannya. Kita juga dapat mengatasinya dengan mengusahakan
persesuaian pendapat tentang keyakinan tertentu yang penting untuk
memperkuat keyakinan kita yang kurang kokoh.
F.
Gaya Interpersonal
Gaya
interpersonal berkaitan dengan cara kita memperlakukan orang lain dan
perlakuan orang lain terhadap diri kita sesuai dengan yang kita harapkan.
Orang dewasa seperti halnya anak-anak, berbeda caranya berkomunikasi
dengan orang lain. Ada orang yang hanya sedikit memberikan andil bagi
orang lain, tetapi banyak sekali yang mengharapkan dari andil orang
lain. Ada orang yang memanfaatkan kemarahan yang meluap-luap untuk
mendapatkan apa yang mereka inginkan atau membisu atau menarik diri bila
keadaan dirasakannya tidak menyenangkan. Ada pula yang mencoba
mempermainkan atau “memanfaatkan” orang lain dan adapula yang sangat
menghargai orang lain dan memperlakukannya sebagaimana mereka ingin
diperlakukan. Seperti halnya gaya moral, kita mengikuti suatu cara
tertentu dalam menuju kematangan hubungan pergaulan.
G.
Tahap Impulsif
Tina
mempertimbangkan masalah-masalah moral hanya pada saat-saat ia menemui
kesulitan. Tampaknya ia tidak mengerti bahwa orang membutuhkan
peraturan-peraturan mengenai perilaku dalam kehidupan bersama. Baginya,
suatu perbuatan yang tercela hanyalah perbuatan-perbuatan yang dapat
dihukum, Tina hidup menurut impulsnya ; adakalanya ia mabuk-mabukan dan
termasuk orang yang “bermurah hati” dalam kehidupan seksual.
Bila
mengalami frustasi atau marah, Tina suka mengamuk. Ia memandang orang
lain sebagai sumber masukan, dan menilai diri mereka dari seberapa
banyak bantuan orang tersebut kepadanya. Dalam pandangannya yang
terpusat pada diri sendiri itu, ia mengabaikan perasaan dan keinginan
orang lain. Bila masalah interpersonal menjadi terlalu sulit, ia akan
dengan serta merta melarikan diri dari keadaan, tidak berusaha
memperbaiki dan mencarikan solusi dari permasalahan yang muncul tapi
bahkan mengakhiri suatu hubungan interpersonal.
Tina
melewatkan sebagian besar waktunya untuk berfikir tentang apa yang ia
inginkan dan apa yang dirasa ingin dilakukannya. Bila hal itu tidak
menyenangkan, ia menjadi bosan dan berusaha mencari kesenangan. Ia
memandang tanggung jawab sebagai bebormal">
As a conclusion, mungkin itu hanyalah prasangka saja yang mendorong sehingga mengakibatkan segala emosional dan anxiety yang ada muncul dan terjadi ke dalam realita. Aneh, ya... saya sendiri yang mempunyai masalah tentang kejiwaan tapi saya menterapi dan mencoba mensugesti diri saya sendiri agar tidak lagi memikirkan hal-hal yang tidak begitu principal, berusaha untuk memiliki pikiran yang positif dan lebih dewasa dan lebih menghargai dan mencintai orang-orang di sekitar saya. um, love y'all!
Awalnya gak tahu kalau disonansi kognitif itu mengambil contoh orang yang heavy smoker. It reminds me of someone who promise to quit smoke bit by bit. I think it's difficult for him to quit something that already being habit. I don't want to force him. So, just let him realize that smoke is unhealthy, harmful for his body, and it is only burning money. The most importantly, all we can do just let him be and accept him for who he is...
Awalnya gak tahu kalau disonansi kognitif itu mengambil contoh orang yang heavy smoker. It reminds me of someone who promise to quit smoke bit by bit. I think it's difficult for him to quit something that already being habit. I don't want to force him. So, just let him realize that smoke is unhealthy, harmful for his body, and it is only burning money. The most importantly, all we can do just let him be and accept him for who he is...
Rabu, 05 Desember 2012
Be grateful
Sebenarnya cerita ini cuma sekelebat pikiran yang terdampar di hulu tepian pembuluh otak saya. Ehm... aneh sekaligus anugerah sepertinya pas dapet ide pokok cerita ini. Daripada mubazir, terus lupa, jadi saya segera menuangkanya ke dalam bentu tulisan.
Nahh sedikit kesulitan karena tokoh karakternya cowok pula! Kalo pakai karakter cowok jadi main character masih suka kebawa perilakau cewek dalam tulisan.
Masa iya mau nulis "Pria itu mengerucutkan bibirnya..."
Pria, mengerucutkan bibir?!! Macam cewek alay yang lagi di foto aja >__<
Meski cerita ini sepertinya de javu, emmm... sedikit sama dengan cerpen yang saya buat waktu semester 4 in fullfilment for the subject "WRITING 4" entitled "Allah's Promises are Definite". Ya mungkin kesamaannya sama-sama menolong orang... dan percaya akan THE POWER OF SEDEKAH. Udah kayak ustd. Yusuf Mansyur belum? Jama'ah~ eh, salah yah.. itu mah jargonnya ustd. Nur Maulana...
Definitely, sepenggal cerita ini bisa jadi bahan pelajaran yang sangat berharga buat kita semua bagi yang suka belajar atau mengambil ibroh dari hal apapun, khususnya buat saya pribadi :)
Be thankful for every little thing in our life...
Whatever it is, even it is truly hard to accept, keep smiling!
Be thankful and count your blessings for what you have,
rather than what you want...
Look up into the sky, Allah is there for you...
Anywhere, anytime you want Him.
He always rise you up, cheer you up, put you up in the right position and in the right time.
Ketika kamu dalam keadaan terpuruk, berusahalah untuk tidak mengeluh...
tapi lihat dari segi positif yang ada pada keterpurukan tersebut. Karena Allah tidak akan memberikan cobaan yang berat kecuali kamu bisa melampauinya. Karena Dia yakin kamu bisa, bisa, dan bisa! =D
Well, it's been a while haven't written any stories... a bit hard to string up the words..
Here it is...
“Sod off!” umpat pria itu dengan british slang yang kasar saat keluar dari bookrags (toko buku bekas). Tubuhnya menubruk bocah kecil yang jatuh terduduk yang segera memunguti sekumpulan uang receh yang bertebaran di bahu jalan. Sorot mata yang pias nan teduh terpancar jelas di wajahnya. Pria itu masih bergeming saat mendapati dirinya bertubrukan dengan bocah kecil tersebut. Setelah sepersekian detik mengamati, pria itu lalu membantu memunguti uang receh.
“Makasih ya, mas ganteng.” ucapnya polos dan senyumnya yang lebar seperti kue dorayaki. Pria itu mengernyitkan dahi ketika mendengar kata terakhir yang diucapkan bocah yang tengah berdiri dihadapannya dan sedang mengelap ingus dengan ujung lengan bajunya. Heran gue, padahal gue yang salah kok dia malah muji-muji gitu. Tapi bener sih, gue emang ganteng. Hahaa. Cadas nih anak singkong!
“Wah... habis ngamen ya?” Ia melihat kecrekan yang berada di genggaman mungil bocah itu.
“Sudah kumpul berapa duitnya?” sambar pria itu lagi. Ia mencoba mengingat uang receh yang berhasil ia punguti barusan. Kira-kira ada sekitar lima belas keping uang dua ratusan dan sisanya tiga koin uang lima ratusan. Hanya uang segitu... ia masih bisa tersenyum lebar? Pria itu lalu menggigit ujung bibirnya. Ia seperti berfikir keras kenapa dengan hanya uang yang tak seberapa... bocah kecil ini bisa tersenyum lebar tanpa beban. Sedangakan dirinya yang masih bisa kuliah, punya orang tua lengkap, dan pekerjaan menjadi guru part-timer ini masih saja suka mengeluh.
“Enggak tahu, aku belum ngitung... hehe....”
“Ini mas yang ngajar di tempat les sana kan?” tanyanya sambil menunjuk tempat les yang dimaksud. Pria itu lalu mengangguk mantap.
“Kalau sudah besar nanti... aku pengen jadi mas. Bisa pinter bahasa inggris dan ngajarin murid-muridnya.” ujarnya polos dan masih sambil tersenyum simpul dengan dua lesung pipi yang bertengger manis disudut pipinya.
Urgh, how can you...? Kok dia tahu sih gue ngajar bahasa inggris? Tahu tempat les gue pula! Amazing child! Fortune-teller kali apa tuyul yang sedang berubah wujud?!!
“Bisa... kamu pasti bisa... Everything is possible if you want to try and put so much effort. Karena kamu punya Allah.”
“Wah gawat! Ada yang datang! Sudah dulu ya mas...”
“Eh, mau kemana? Kok buru-buru?” Tiba-tiba dari arah kejauhan terdengar suara patroli mobil satpol pp yang sedang berpatroli menertibkan pedagang kaki lima dan anak jalanan. Bocah ingusan itu langsung berlari dengan cepat seperti dikejar anjing berliur yang mengejar flesh atau bone. Pria itu masih sempat mengejar tikus kecil itu dan menyelipkan sesuatu ke dalam saku celana usangnya.
Setelah jejak punggung bocah itu menghilang. Pria itu melanjutkan perjalanannya ke rumah dan terpekur. “Semoga ia selamat dalam lindungan-Mu, Ya Allah.” bisiknya dalam hati.
Ketika ia menegakkan dagu dan melemparkan pandangan. Malang nasib yang harus diterima bocah kumal nan ingusan itu. Dengan penuh semangat sambil berdiri-diri dan bergoyang-goyang di atas mobil satpol pp bersama beberapa anak jalanan lainnya. Ia berteriak kencang, “Mas Ganteng... Everything is possible if you want to try and put so much effort. See you next time...” teriaknya masih dalam keadaan senyum sumringah sambil melambai-lambaikan uang lembaran seratus ribu ke arah pria yang menatapnya lesu dan penuh rasa haru. Pada saat itu juga tetesan bening embun jatuh dari bendungan pelupuk matanya. Begitu hangat terasa... mengalir lembut di sudut wajah putihnya. Kata-kata yang barusan ia ucapkan padanya berhasil di ingat oleh anak itu dan mampu melafalkannya dengan fasih. Terlebih lagi kata-kata itu seperti tamparan keras untuknya.
“Life is tough, man! You just gotta deal with it. Fabiayyi’alaa’irobbikuma tukadzdziban.... Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”
Nahh sedikit kesulitan karena tokoh karakternya cowok pula! Kalo pakai karakter cowok jadi main character masih suka kebawa perilakau cewek dalam tulisan.
Masa iya mau nulis "Pria itu mengerucutkan bibirnya..."
Pria, mengerucutkan bibir?!! Macam cewek alay yang lagi di foto aja >__<
Meski cerita ini sepertinya de javu, emmm... sedikit sama dengan cerpen yang saya buat waktu semester 4 in fullfilment for the subject "WRITING 4" entitled "Allah's Promises are Definite". Ya mungkin kesamaannya sama-sama menolong orang... dan percaya akan THE POWER OF SEDEKAH. Udah kayak ustd. Yusuf Mansyur belum? Jama'ah~ eh, salah yah.. itu mah jargonnya ustd. Nur Maulana...
Definitely, sepenggal cerita ini bisa jadi bahan pelajaran yang sangat berharga buat kita semua bagi yang suka belajar atau mengambil ibroh dari hal apapun, khususnya buat saya pribadi :)
Be thankful for every little thing in our life...
Whatever it is, even it is truly hard to accept, keep smiling!
Be thankful and count your blessings for what you have,
rather than what you want...
Look up into the sky, Allah is there for you...
Anywhere, anytime you want Him.
He always rise you up, cheer you up, put you up in the right position and in the right time.
Ketika kamu dalam keadaan terpuruk, berusahalah untuk tidak mengeluh...
tapi lihat dari segi positif yang ada pada keterpurukan tersebut. Karena Allah tidak akan memberikan cobaan yang berat kecuali kamu bisa melampauinya. Karena Dia yakin kamu bisa, bisa, dan bisa! =D
Well, it's been a while haven't written any stories... a bit hard to string up the words..
Here it is...
"I haven’t even paid the tuition fee college and now my
teaching schedule has been decreased!” keluhnya dalam hati. Tiba-tiba... bruk!
“Sod off!” umpat pria itu dengan british slang yang kasar saat keluar dari bookrags (toko buku bekas). Tubuhnya menubruk bocah kecil yang jatuh terduduk yang segera memunguti sekumpulan uang receh yang bertebaran di bahu jalan. Sorot mata yang pias nan teduh terpancar jelas di wajahnya. Pria itu masih bergeming saat mendapati dirinya bertubrukan dengan bocah kecil tersebut. Setelah sepersekian detik mengamati, pria itu lalu membantu memunguti uang receh.
“Makasih ya, mas ganteng.” ucapnya polos dan senyumnya yang lebar seperti kue dorayaki. Pria itu mengernyitkan dahi ketika mendengar kata terakhir yang diucapkan bocah yang tengah berdiri dihadapannya dan sedang mengelap ingus dengan ujung lengan bajunya. Heran gue, padahal gue yang salah kok dia malah muji-muji gitu. Tapi bener sih, gue emang ganteng. Hahaa. Cadas nih anak singkong!
“Wah... habis ngamen ya?” Ia melihat kecrekan yang berada di genggaman mungil bocah itu.
“Sudah kumpul berapa duitnya?” sambar pria itu lagi. Ia mencoba mengingat uang receh yang berhasil ia punguti barusan. Kira-kira ada sekitar lima belas keping uang dua ratusan dan sisanya tiga koin uang lima ratusan. Hanya uang segitu... ia masih bisa tersenyum lebar? Pria itu lalu menggigit ujung bibirnya. Ia seperti berfikir keras kenapa dengan hanya uang yang tak seberapa... bocah kecil ini bisa tersenyum lebar tanpa beban. Sedangakan dirinya yang masih bisa kuliah, punya orang tua lengkap, dan pekerjaan menjadi guru part-timer ini masih saja suka mengeluh.
“Enggak tahu, aku belum ngitung... hehe....”
“Ini mas yang ngajar di tempat les sana kan?” tanyanya sambil menunjuk tempat les yang dimaksud. Pria itu lalu mengangguk mantap.
“Kalau sudah besar nanti... aku pengen jadi mas. Bisa pinter bahasa inggris dan ngajarin murid-muridnya.” ujarnya polos dan masih sambil tersenyum simpul dengan dua lesung pipi yang bertengger manis disudut pipinya.
Urgh, how can you...? Kok dia tahu sih gue ngajar bahasa inggris? Tahu tempat les gue pula! Amazing child! Fortune-teller kali apa tuyul yang sedang berubah wujud?!!
Seakan membaca pikiran pria itu, bocah kecil dihadapannya berujar
kembali “Aku sering liat mas keluar masuk situ... Terus juga pas nabrak tadi
mas ngomong bahasa inggris kan yah? Berarti mas guru bahasa inggris...” katanya
mencoba menebak tetapi tebakannya memang benar.
“Bisa... kamu pasti bisa... Everything is possible if you want to try and put so much effort. Karena kamu punya Allah.”
“Wah gawat! Ada yang datang! Sudah dulu ya mas...”
“Eh, mau kemana? Kok buru-buru?” Tiba-tiba dari arah kejauhan terdengar suara patroli mobil satpol pp yang sedang berpatroli menertibkan pedagang kaki lima dan anak jalanan. Bocah ingusan itu langsung berlari dengan cepat seperti dikejar anjing berliur yang mengejar flesh atau bone. Pria itu masih sempat mengejar tikus kecil itu dan menyelipkan sesuatu ke dalam saku celana usangnya.
Setelah jejak punggung bocah itu menghilang. Pria itu melanjutkan perjalanannya ke rumah dan terpekur. “Semoga ia selamat dalam lindungan-Mu, Ya Allah.” bisiknya dalam hati.
Ketika ia menegakkan dagu dan melemparkan pandangan. Malang nasib yang harus diterima bocah kumal nan ingusan itu. Dengan penuh semangat sambil berdiri-diri dan bergoyang-goyang di atas mobil satpol pp bersama beberapa anak jalanan lainnya. Ia berteriak kencang, “Mas Ganteng... Everything is possible if you want to try and put so much effort. See you next time...” teriaknya masih dalam keadaan senyum sumringah sambil melambai-lambaikan uang lembaran seratus ribu ke arah pria yang menatapnya lesu dan penuh rasa haru. Pada saat itu juga tetesan bening embun jatuh dari bendungan pelupuk matanya. Begitu hangat terasa... mengalir lembut di sudut wajah putihnya. Kata-kata yang barusan ia ucapkan padanya berhasil di ingat oleh anak itu dan mampu melafalkannya dengan fasih. Terlebih lagi kata-kata itu seperti tamparan keras untuknya.
Satu hal yang ia tidak mengerti. Mengapa ia memberikan uang
kepada anak itu dengan jumlah yang tidak sedikit namun hatinya terasa sangat
jauh lebih tenang. Rasa keluhan yang tadi mengendap dalam hatinya seperti
meluap tak bersisa. Padahal sebenarnya ia perlu mengirit uang itu untuk biaya
kuliah maupun biaya sehari-harinya. Mungkin itulah yang dinamakan nikmat
bersedekah.
“Life is tough, man! You just gotta deal with it. Fabiayyi’alaa’irobbikuma tukadzdziban.... Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”
Langganan:
Postingan (Atom)