Jumat, 18 Januari 2013

Pagi Kala Itu

Tatkala matahari belum memuncak
Hembusan dingin masih menyergap
Menerbangkan helaian tubuh
Saat aku menuju sebuah gerbang

Belum sampai di gerbang
Musibah dang mencekam
Melenggangkan suatu tujuan
Hampir meninggalkan benang yang basah

Aku terhempas jauh
Di atas aspal hitam mengkilat
Mencium tanah
Terguling jatuh tak daya

Tak ada kata lain di benakku
Selain...
Di amuk keji sang petua
Tak dapat ku bendung derasan bendungan ini...


Aku yang tak pernah melihatnya menangis
Ketika ia beranjak belia, tak... tak pernah lagi..
Tak pernah lagi ada lelehan
Yang keluar dari kerasnya derita
Namun kali ini, ada nuansa bening di matanya

Tampak begitu menyesal kulihat dia
Pilu tak berdaya, menahan perih
Di sekujur tubuh, beban amarah, beban seorang adik yang bersamanya
Dan beban kerusakan tunggangan yang telah di rusaknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar